we are people of Bali love peace for all kinds: Karma Phala

Friday, November 11, 2011

Karma Phala

Sang Suyasa:
Maaf gurunda, Mohon diperlambat sedikit. Hamba menjadi bingung mendengarkan istilah-istilah Punarbhawa, Karmaphala, Moksa dan lain sebagainya. Mohon diperjelas, apa yang Gurunda maksudkan dengan istilah-istilah itu semua.

Rsi Dharmakerti:
Baiklah, Gurunda akan perinci. Karmaphala terdiri dari dua kata yaitu: “Karma” dan “Phala”. Inipun kata-kata Sanskerta. “Karma” artinya “perbuatan” dan “phala” artinya “buah” (hasil atau pahala).

Jadi “karmaphala” artinya hasil dari perbuatan seseorang. Kita percaya bahwa perbuatan yang baik (subhakarma) membawa hasil yang baik dan perbuatan yang buruk (asubhakarma) membawa hasil yang buruk. Jadi, seseorang yang berbuat baik pasti baik akan diterimanya demikian juga sebaliknya yang berbuat buruk, buruk pulalah yang akan diterimanya. Dan bahkan karmaphala ini dapat memberikan keyakinan kepada kita untuk mengarahkan segala tindak laku kita selalu berdasarkan etiket dan cara yang baik mencapai cita-cita yang baik dan selalu menghindari jalan dan tujuan yang buruk.



Sang Suyasa:
Maafkan hamba, guru, hamba agak ragu-ragu. Bukan meragu-ragukan keterangan Gurunda yang telah jelas itu tetapi ragu-ragu melihat kenyataan dalam kehidupan ini. Bukan maksud hamba menentang penjelasan Gurunda, tetapi kenyataanlah yang menyebabkan hamba berpikir. Gurunda mengatakan bahwa siapa yang berbuat baik, tentu ia sendiri, tidak bolah orang lain yang pasti akan menerima akibatnya. Kalau baik ia terima baik, dan kalau buruk, buruk pula diterimanya. Tetapi kenyataannya ada orang yang selalu berbuat baik namun ia tetap menderita. Ada orang yang selalu berlaku curang tetapi nampaknya hidupnya bahagia. Bagaimanakah dengan hal-hal yang kelihatan bertentangan ini?

Rsi Dharmakerti:
Anaknda tak usah ragu-ragu menanyakan yang kurang jelas bagimu. Apalagi jika berdasarkan kenyataan. Memang Guru akui bahwa apa yang anaknda katakan itu kelihatannya benar. Tetapi hal ini tidak merupakan keheranan bagi kita. Baiklah Guru jelaskan lebih lanjut.

Karma phala itu ada tiga macam, yaitu:
a. Sancita
b. Prarabda, dan
c. Kriyamana


Sancita ialah phala dari perbuatan kita dalam kehidupan terdahulu yang belum habis dinikmati dan masih merupakanbenih yang menentukan kehidupan kita yang sekarang.

Prarabda ialah phala dari perbuatan kita pada kehidupan ini tanpa ada sisanya lagi.

Kriyamana ialah hasil dari perbuatan yang tidak sempat dinikmati pada saat berbuat, sehingga harus diterima pada kehidupan yang akan datang.

Jadi adanya orang menderita dalam hidup ini walaupun ia selalu berbuat baik adalah disebabkan oleh sancita karma (karmanya yang lalu) yang buruk yang mau tidak mau ia harus merasakan buahnya sekarang karena dikelahirannya yang terdahulu belum habis diterimanya. Sebaliknya orang yang berbuat curang dan nampaknya sekarang berbahagia adalah karena sancita karmanya yang dahulu baik tetapi nantinya pasti akan menerima hasil dari perbuatannya sekarang yang tidak baik itu.

Tegasnya, cepat atau lambat dalam kehidupan sekarang atau nanti, segala pahala dari perbuatan itu pasti diterima, karena sudah merupakan hukum.

Sang Suyasa:
Maafkan Gurunda, kalau demikian tidaklah mungkin hukum ini menimbulkan rasa putus asa dan penyerahan diri jika sancita karmanya jelek dan sebaliknya akan menyebabkan orang takabur kalau sancita karmanya baik?

Rsi Dharmakerti:
Anakku, suatu penyakit tentu ada yang menyebabkan. Demikian pula penderitaan itu. Tetapi kita yakin bahwa penyakit atau penderitaan itu pasti dapat diatasi. Kalau kita menderita kita biasanya menyesalkan nasib kita. Jika kita beruntung, kita puji nasib kita. Tetapi sebenarnya kita tidak usah menyesalkan atau memuji, karena itu sudah menjadi bagian kita sebagai akibat dari karma kita yang terdahulu. Kita tidak dapat menghindari hasil perbuatan kita itu apakah baik ataukahburuk. Kita sudah melakukannya, maka kita harus menerima tanggung jawabnya. Kita tak punya hak untuk menyesali orang lain atas penderitaan yang kita terima. Tetapi satu hal kita bisa perbuat yaitu kita berhak untuk membuat hidup kita yang akan datang bahagia. Ini tergantung pada usaha kita dlam hidup ini, diri sendirilah membentuk dan menentukan hari depan kita. Nasib kita ada di tangan kita sendiri. Dengan berbuat baik selalu pastilah kita akan menerima kebahagiaan.

Jadi anakku, hukum karmaphala ini tidak menyebabkan putus asa dan menyerah pada nasib tetapi positif dan dinamis. Ini harus disadari. Kita harus sadar bahwa penderitaan kita di saat ini adalah akibat dari perbuatan yang lampau. Dan kita sadar pula bahwa suatu saat penderitaan itu akan berakhir dan diganti dengan kebahagiaan, asal kita berbuat baik selalu walaupun dalam kita menderita. Perbuatan kita yang baik di saat ini akan mengakibatkan kebahagiaan nanti.

Dengan kesadaran ini anakku, kita tidak perlu sedih atau menyesali orang lain karena mengalmi penderitaan dan tidak perlu sombong, karena mengalami kebahagiaan. Itu semua adalah hasil dari buatan kita sendiri. Tetapi anakku, walau hukum karma phala itu seolah-olah berdiri sendiri di dalam lingkaran sebab akibat, tetapi itu tidak terleps dari kekuasaan Sang Hyang Widhi. Benar bahwa perbuatan seseorang itu yang menentukan phalanya, tetapi mengenai macamnya buah dan waktu pemetikannya itu tergantung kepada keadilan Sang Hyang Widhi. Sang Hyang Widhi yang menentukan phala dari karmanya. Beliau memberi ganjaran sesuai dengan hukum karma.

Jadi anakku, kelahiran kita ke dunia walaupun dalam menderita adalah sesungguhnya sangat beruntung karena kita mendapat kesempatan untuk berbuat baik, meningkatkan jiwa kita untuk menentukan hidup kita yang akan datang

0 comments:

Balinese Calendar

BALI : ISLAND OF GOD

Gayatri

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP