we are people of Bali love peace for all kinds

Monday, March 5, 2012

Berterimakasihlah pada Orang yang Mencaci Anda

Gede Prama
ISTRI kerap menjadi sasaran kekesalan suami. Kesalahan sedikit saja, kadang akan dibesar-besarkan. Jika terjadi perlakuan demikian istri diharapkan tetap menanggapinya dengan kelembutan. “Berterimakasihlah pada orang yang mencaci-maki Anda.

Karena itu akan membuat Anda menjadi lebih sabar dan bijaksana,” ujar Gede Prama dalam Seminar “Rebut Masa Depan dengan Menyemai Masyarakat Enterpreneurial” yang digelar Kelompok Media Bali Post bekerja sama dengan Bank Saudara, Jumat (14/8) di Denpasar. 

Gede Prama mengatakan tiap tingkatan ke atas pasti selalu akan menemukan banyak halangan, rintangan dan cobaan. Karena tanpa itu, manusia menjadi lemah. Kehidupan harus terus naik. Naik secara material juga spiritual. Keseimbangan ini yang akan membuat manusia bahagia. “Jangan menganggap masalah sebagai racun, tetapi vitamin/berkah. Ini yang akan membuat manusia bertumbuh,” ujarnya.

Rintangan terbesar manusia ada dalam pikirannya. Pikiran positif akan menghadapkan manusia pada peluang, sedangkan pikiran negatif membawa manusia pada ancaman dan halangan.

Read more...

Brata Penyepian 1

Kitab suci pancamo veda II. 58 menyatakan :
" YADA SAMHARATE CA'YAM
KURMO'NGANI'VA SARVASAH
INRIYANI 'NRIYARTHEBHYAS
TASYA PRAJNA PRATISTHITA
"
Artinya : Bagaikan penyu menarik kaki dan kepala ke dalam tubuhnya, ia menarik semua indranya dari segenap obyek keinginannya, maka dengan demikian jiwanya akan menjadi seimbang.

Read more...

Friday, December 2, 2011

Memaknai Tumpek Landep

oleh. Ida Pedanda Made Gunung

Tumpek Landep dirayakan setiap Sanisara Kliwon Wuku Landep. Tumpek Landep berasal dari kata Tumpek yang berarti Tampek atau dekat dan Landep yang berarti Tajam. Jadi dalam konteks filosofis, Tumpek Landep merupakan tonggak penajaman, citta, budhi dan manah (pikiran). Dengan demikian umat selalu berperilaku berdasarkan kejernihan pikiran dengan landasan nilai - nilai agama. Dengan pikiran yang suci, umat mampu memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk
Tumpek landep merupakan hari raya pemujaan kepada Sang Hyang Siwa Pasupati sebagai dewanya taksu. Jadi setelah mempertingati Hari Raya Saraswati sebagai perayaan turunya ilmu pengetahuan, maka setelah itu umat memohonkan agar ilmu pengetahuan tersebut bertuah atau memberi ketajaman pikiran dan hati. Pada rerainan tumpek landep juga dilakukan upacara pembersihan dan penyucian aneka pusaka leluhur seperti keris, tombak dan sebagainya sehingga masyarakat awam sering menyebut Tumpek Landep sebagai otonan besi. Namun seiring perkembangan jaman, makna tumpek landep menjadi bias dan semakin menyimpang dari makna sesungguhnya. 

Read more...

Sunday, November 27, 2011

Pesan Suci dari Tuhan melalui AIR

Dr. Masaru Emoto lahir di Yokohama, Jepang, Emoto lulus dari Yokohama Municipal University dengan program dalam Hubungan Internasional. "Pada tahun 1986, ia mendirikan IHM Corporation di Tokyo dan saat ini kepala IHM General Research Institute, Inc, Presiden IHM, Inc, dan wakil kepala IHM yang HADO Fellowship". Tahun 1992 ia menerima sertifikasi sebagai seorang Dokter Pengobatan Alternatif dari Dewan India Obat Alternatif di India, sebuah lembaga yang terakreditasi. "Selanjutnya, dia diperkenalkan dengan konsep mikro-cluster air dan Resonansi magnetik di teknologi Analisis Amerika Serikat, yang memulai pencarian untuk menemukan misteri air ". Jadi setelah banyak trial and error, Dr Emoto mengembangkan proses di mana ia akan membekukan tetes air dan mengambil foto-foto kristal air yang terbentuk individu. Ia menemukan bahwa teorinya benar: kepingan salju seperti, setiap kristal air adalah unik. Tapi dia belajar banyak lebih dari itu. Dr Emoto menemukan bahwa Anda bisa tahu banyak tentang sifat air dengan memotret dengan cara ini, dan yang lebih penting, bahwa, sebagai manusia, kita dapat mengubah sifat air dalam banyak cara. Air benar-benar tidak memiliki pesan yang kuat bagi kami.

Read more...

Saturday, November 26, 2011

Pohon adalah Penjelmaan Dewata

Om Swastiastu, ini adalah ulasan kedua saya dari tulisan I Nym Miarta P tentang mitos-mitos tanaman upakara yang digunakan oleh orang Bali. Kali ini tulisan Pak Nyoman menyoroti tentang apa pandangan orang Hindu Bali sendiri terhadap Pohon-Pohon yang diberikan sesaji itu.

Jika bagi bukan orang Hindu Bali, menyembah Pohon tentu saja menimbulkan pandangan miring tentang adanya praktek penyembahan berhala di Bali. Tapi konsep pikir dari orang Hindu Bali ini perlu diketahui oleh masyarakat luas agar bisa lebih dipahami untuk kebaikan bersama. Orang Hindu Bali mempunyai konsep bahwa apa yang disembah di depan sebuah pohon bukanlah penyembahan terhadap pohon tapi sebagai bentuk rasa bhakti dari orang Hindu Bali terhadap dewa-dewa dan Ida Sang Hyang Widi Wasa. Konsep bahwa pohon adalah penjelmaan dari Tuhan membuat orang Hindu Bali tatkala berhadapan dengan sebuah Pohon yang akan disembahnya adalah sama dengan berhadapan dengan Tuhan dalam perwujudan pohon.

Read more...

Pohon Keramat (Tenget)

Tulisan berikut adalah ulasan dari tulisan I Nym Miarta P tentang mitos-mitos tanaman upakara yang digunakan oleh orang Bali yang beragama Hindu. Tulisan-tulisan dari bapak Nyoman ini sangat bagus dan menarik sekali sehingga membuat saya tertarik untuk meng-quote dan mengulas, serta menuliskan  kembali apa konsep apa yang coba ingin diutarakan. Konsep pemikiran yang dituangkan di sini sangat cocok dengan apa yang juga saya coba sampaikan di blog http://peopleofbali.blogspot.com ini yaitu agar orang Bali memeluk agama Hindu dengan cara yang lebih smart dan masuk akal sehingga lebih menguatkan iman Ketuhanan pada Ida Sang Hyang Widi Wasa.

Pohon Keramat (Tenget)
Tenget adalah penyebutan angker di Bali. Saya tidak berani bilang jika tenget adalah bahasa Bali tapi karena referensi yang saya dapatkan masih belum cukup kuat untuk menyimpulkan tenget adalah bahasa Bali. Yang jelas, tenget adalah sebutan angker di Bali. Jadi jika ada sebuah tempat yang angker misalkan pohon yang lebat, besar dan jauh dari keramaian sering kali disebutkan sebagai pohon tenget.

Pohon-pohon yang tumbuh liar di pinggiran sungai besar atau kuburan biasanya termasuk dalam kategori tenget. Lokasi jauh dari keramaian dan pernah terjadi sebuah peristiwa yang mengesankan secara sprituil juga sering kali disebut sebagai tenget.

Read more...

Tuesday, November 22, 2011

Hari Raya Pagerwesi

Kata "pagerwesi" artinya pagar dari besi. Ini me-lambangkan suatu perlindungan yang kuat. Segala sesuatu yang dipagari berarti sesuatu yang bernilai tinggi agar jangan mendapat gangguan atau dirusak. Hari Raya Pagerwesi sering diartikan oleh umat Hindu sebagai hari untuk memagari diri yang dalam bahasa Bali disebut magehang awak. Nama Tuhan yang dipuja pada hari raya ini adalah Sanghyang Pramesti Guru.

Sanghyang Paramesti Guru adalah nama lain dari Dewa Siwa sebagai manifestasi Tuhan untuk melebur segala hal yang buruk. Dalam kedudukannya sebagai Sanghyang Pramesti Guru, beliau menjadi gurunya alam semesta terutama manusia. Hidup tanpa guru sama dengan hidup tanpa penuntun, sehingga tanpa arah dan segala tindakan jadi ngawur.

Read more...

Balinese Calendar

BALI : ISLAND OF GOD

Gayatri

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP